Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Boikot Produk Israel di Indonesia: Fenomena, Dampak, dan Prospek

Rabu, 06 Desember 2023 | 12/06/2023 10:00:00 AM WIB Last Updated 2023-12-06T03:00:00Z

 


Fenomena boikot produk Israel di Indonesia telah berlangsung sejak Mei 2023, setelah Israel melakukan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Serangan ini memicu kemarahan masyarakat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Boikot ini dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat, terutama umat Islam, sebagai bentuk protes terhadap kebijakan dan tindakan Israel terhadap Palestina. Produk-produk yang ditargetkan dalam boikot ini adalah produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan Israel, seperti Starbucks, McDonald's, KFC, Pizza Hut, Burger King, L'Oreal, dan Unilever.


Fenomena Boikot

Fenomena boikot produk Israel di Indonesia dimulai pada tanggal 11 Mei 2023, setelah Israel melakukan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Serangan ini memicu kemarahan masyarakat Muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Awalnya, boikot ini dilakukan secara spontan oleh masyarakat, terutama di media sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, boikot ini semakin meluas dan mendapat dukungan dari sejumlah organisasi Islam di Indonesia, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.

MUI bahkan mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan produk-produk pro Israel atau merek yang terafiliasi dengan negara tersebut. Fatwa ini semakin memperkuat sentimen boikot produk Israel di Indonesia.


Dampak Boikot

Hingga saat ini, belum ada data yang pasti mengenai dampak boikot ini terhadap penjualan produk-produk yang ditargetkan. Namun, sejumlah laporan menunjukkan bahwa ada penurunan penjualan di beberapa gerai perusahaan yang terkena boikot.

Misalnya, pada bulan Juni 2023, penjualan Starbucks di Indonesia dilaporkan turun sebesar 20%. Penurunan penjualan ini diklaim disebabkan oleh boikot produk Israel.

Selain itu, sejumlah perusahaan yang terkena boikot juga melaporkan adanya penurunan kunjungan ke gerai mereka. Misalnya, McDonald's Indonesia melaporkan bahwa kunjungan ke gerai mereka turun sebesar 15%.


Prospek Boikot

Boikot produk Israel di Indonesia diperkirakan akan terus berlangsung hingga ada penyelesaian yang adil bagi Palestina. Hal ini mengingat bahwa sentimen anti-Israel masih cukup kuat di Indonesia.

Selain itu, boikot ini juga mendapat dukungan dari sejumlah negara-negara Muslim lainnya. Hal ini semakin memperkuat gerakan boikot produk Israel di seluruh dunia.

Berikut adalah beberapa pandangan mengenai prospek boikot produk Israel di Indonesia:

  • Pandangan Positif

Pandangan positif mengenai prospek boikot produk Israel di Indonesia adalah bahwa boikot ini dapat memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan kebijakan dan tindakannya terhadap Palestina. Boikot ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat internasional mengenai konflik Palestina-Israel.

  • Pandangan Negatif

Pandangan negatif mengenai prospek boikot produk Israel di Indonesia adalah bahwa boikot ini dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini karena perusahaan-perusahaan yang terkena boikot dapat melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi para pekerja mereka.

Selain itu, boikot ini juga dapat memicu konflik sosial di Indonesia, mengingat bahwa ada masyarakat Indonesia yang tidak mendukung boikot ini.

Secara keseluruhan, prospek boikot produk Israel di Indonesia masih belum bisa dipastikan. Namun, boikot ini telah menjadi fenomena yang cukup signifikan di Indonesia, dan diperkirakan akan terus berlangsung hingga ada penyelesaian yang adil bagi Palestina.

×
Berita Terbaru Update